Review #4 Novel Hendrick

Hai semuanya!
Postingan kali ini benar-benar dadakan, karena tiba-tiba keselimpet baca novel teh Risa Saraswati dan ternyata...WOW!

Jadi pertama-tama gue akan bercerita dikit yah sebelum mulai review novel yang satu ini.
Gue ga pernah tertarik dengan kisah horor, bisa sih denger mah atau nonton gitu, tapi untuk level-level tertentu dan biasanya ga terlalu meresapi lah baca/nontonnya wkwk, tapi kali ini beda. Awalnya ga tau teh Risa Saraswati siapa, karena sampe filmnya muncul di bioskop-bioskop pun engga pernah mau tau gitu. Atau pada saat karya-karyanya hadir, ga pernah menyentuh nya. Pokoknya kalau udah tau ada berbau horor, pasti akan sedikit menjauh.

Nah usut punya usut, ada nih temen gue yang nanya (berhubung gue suka banget nonton yutup) doi mulai pembicaraan dengan "suka nonton jurnal Risa ga di youtube?" nah udah deh habis itu penasaran, karena katanya pernah bahas salah satu lokasi yang gue tau nih...jembatan cincin. Yaudah deh akhirnya nonton channel nya teh Risa. Karena genre nya ini horor, gue butuh beberapa kali memastikan gue suka dengan channel teh Risa, akhirnya hampir semua video teh Risa, gue tonton (walaupun sering kali gue skip -kalauudahmelebihibataskemampuanguemenerimaceritahoror- wkwkwk). Nah dari situ lah gue mengetahui Peter cs, teman kecil teh Risa, dan tertarik dengan mereka.

Mungkin karena gue emang tertarik dengan anak kecil, jadi kisah Peter cs ini paling gue suka, sampe gue nyari infonya ga hanya di channel teh Risa. Setelah gue merasa bosan dengan info yang diberikan youtube, mulai lah gue meng-googling. Ternyata, teh Risa buat karya tulis tentang teman-teman kecilnya. *bahagialahguedisituwkwkwk

Mulai deh gue mencari novel-novel itu, dan setelah menemukan mereka, gue mulai baca dari kisah Peter, karena dia paling disebut kan, jadi gue paling penasaran tuh. Nah diakhir novel Peter, teh Risa mention untuk membahas Hendrick selanjutnya, yowes gue ikutin alurnya, novel selanjutnya yang gue baca adalah Hendrick! Begitulah singkat ceritanya..

Nah, kalau begitu kita mulai review nya...


(Ini adalah cover novel Hendrick)

Jadi, kalau ada yang belum tau, teh Risa Saraswati ini banyak sekali karyanya. Bukan cuma novel tapi juga ada lagu, dan film. Salah satu yang pasti banyak orang tahu adalah film 'Danur'. Nah, itu adalah salah satu film yang diangkat dari novelnya teh Risa. Teh Risa ini punya kemampuan lebih yaitu bisa melihat mereka yang sudah meninggal, karena itu lah banyak karyanya yang ber-genre horor. 

Tapi untuk novel ini, gue merasa genre nya adalah keluarga. Kayanya sih novel-novel yang berhubungan dengan Peter cs yaa genre nya ga jauh-jauh dari itu. Mungkin dibilang horor karena kisah yang ada dalam novel berasal dari mereka yang sudah meninggal (alias cerita asli dari tokoh utama yang sudah tiada). Tapi secara isi cerita sih engga ada kisah sejenis horor gitu. Jadi tenang, novel ini sungguh aman untuk kalian yang tidak kuat dengan per-horor-an :")

Oke, kita mulai ke cerita dalam novel ini. Seperti judulnya, tokoh utama disini adalah Hendrick Konnings. Salah satu anak keturunan Belanda yang hidup di Indonesia pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Dia tinggal bersama ayahnya (orang Belanda) dan Ibunya (orang Perancis) di Bandung. Alur nya disini adalah alur maju (walaupun sebenernya teh Risa menggambarkan kisah ini dari Hendrick yang mencoba flashback masa lalunya).

Hendrick ini anak yang cerdas, baik hati tentunya, manja (karena anak tunggal), dan humoris. Bisa dibilang sifat-sifat yang ada di Hendrick benar-benar turunan dari kedua orangtuanya.  Dia sangat disayangi oleh kedua orangtuanya, tentunya. Dan di sekolah Hendrick banyak disukai oleh teman-teman perempuan, karena tampan. Kalau dari ceritanya, gue menangkap Hendrick seperti berusia 10/11 tahun. 

Bisa dibilang keluarga mereka ini sangat ideal. Mereka saling mencintai dan hidup dengan berkecukupan. Semua orang mengenal keluarga Konnings sebagai keluarga yang sangat baik hati. Bahkan tetangga mereka sering mendengar tawa atau candaan yang keras dari rumah mereka.

Kehidupan Hendrick berjalan seperti biasa hingga konflik mulai muncul ketika pertemuan dengan Helena tanpa sengaja terjadi. 

Usut punya usut, ternyata Hendrick sempat memiliki kakak perempuan namun saat masih bayi sudah meninggal. Nah kehadiran Helena ini sangat diterima oleh kedua orang tua Hendrick karena mengingatkan mereka pada kakak perempuan Hendrick. Itu membuat Hendrick cemburu. Saat itu Hendrick berusaha menjauhkan kedua orangtuanya dan Helena. 

Konflik utama muncul saat ayah Hendrick meninggal dan semua permasalahan memuncak dari sini. Baik Hendrick atau ibunya, sama-sama tidak siap menerima kenyataan itu. Terlebih ibu nya Hendrick. Dia pernah memiliki trauma terhadap kepergian orang-orang terdekat yang dia cintai. Mulai dari kepergian ibu kandungnya setelah melahirkan adik kembarnya. Kemudian kematian Angeline, kakak perempuan Hendrick, dan sekarang adalah suaminya. 

Saat bencana itu tiba, keluarga Konnings tidak lagi sama. Hendrick dan ibunya berubah. Namun sebelum ayah Hendrick meninggal, dia sempat memberikan pesan pada Hendrick untuk menjaga ibunya. Dengan adanya pesan inilah Hendrick lebih cepat tegar menghadapi kenyataan dari pada ibunya. 

Ibu Hendrick mengalami depresi yang sangat parah. Hendrick yang merasa bertanggung jawab terhadap ibunya, mencari cara untuk membuat ibunya kembali ceria seperti dulu. Akhirnya dia memanggil Helena untuk menghibur ibunya (meskipun dulu dia tidak suka melihat kasih sayang orang tua nya terbagi karena Helena, dan tentunya dengan hal ini dia harus mengesampingkan gengsi dan malu nya). 

Saat pertama ibunya melihat Helena lagi, dia melihat Helena sebagai Angeline. Tidak hanya itu saja, trauma yang muncul akibat kepergian suaminya ini juga menjadikan Hendrick sebagai alasan dari kepergian suaminya. Hingga suatu hari ibu nya tidak lagi mengenal Hendrick. (menurut gue disini sih depresi parahnya ibu Hendrick terlihat, dia sampai melupakan memori tentang Hendrick). 

Hingga pada akhirnya Hendrick mengalami sakit. Ibunya tetap tidak memperdulikan kehadirannya hingga berkata untuk lebih baik melihat Hendrick mati.

Nah, pada akhirnya Hendrick meninggal karena sakit, tapi sebelum itu, saat Hendrick sedang sekarat, ibunya sadar dari trauma yang menutup pikirannya selama ini. Tapi tentu saja, itu sudah terlambat. Dan akhirnya ibu Hendrick harus menerima satu lagi kepergian orang yang disayanginya. (can you imagine how hard her life? and what happened after that?)

Bagitulah kurang lebih isi cerita dari novel ini. 

I can't say a word for describe this novel! Jujur ini adalah perasaan tersedih selama gue baca novel. Asli! kayanya dari sepertiga awal sampe akhir novel ini gue ga berhenti nangis cuy! -nangis yha bukan berkaca-kaca :'(What a miserable story! Bahkan kalau sekarang gue mengingat-ingat ceritanya pun, masih bisa berkaca-kaca. You guys should read this novel!!! I am not joking, this is truly sad, but also fully of good values that we can take from this!

Yang akan menjadi orangtua, atau yang sebentar lagi mau menikah, atau bahkan yang masih berposisi sebagai anak, masih memiliki orang tua di dunia ini, kisah Hendrick menjadi renungan buat kita semua. 

Gue percaya bahwa setiap anak adalah spesial. Kalau mau cari hati paling tulus di dunia, bisa lihat dari anak-anak. Kan ada yang bilang yah, kalau mau jawaban jujur, tanya anak-anak. Yaa emang begitulah...

Kayanya novel Hendrick ini banyak mewakili perasaan anak-anak, yang masih sulit untuk berekspresi, yang terkadang banyak keadaan atau kondisi atau situasi yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, dan sering kalinya orang dewasa salah menafsirkan hal tersebut. Dan, tidak sedikit juga bila pada akhirnya yang terluka adalah anak-anak, menyembunyikan perasaan sesungguhnya kemudian mau tidak mau menerima blaming atau bahkan judgement dari orang dewasa.

Gue baca ceritanya Hendrick aja udah sesek dada, apa lagi Hendrick nya sendiri yang mengalami kejadian itu secara langsung. Ga kuat baca novel selanjutnya gue habis baca ini. Bener-bener jadi merenung. 

Dan btw, menanggapi keadaan ibu Hendrick, perlakuan dia terhadap Hendrick, gue pun tidak menyalahkan atau berpikir dia jahat. Menurut gue kenapa Hendrick yang disalahkan, karena justru Hendrick lah satu-satunya orang yang saat itu paling dia cintai. Dia membebankan beban yang sangat berat kepada orang yang paling dia cintai. Menurut gue itu wajar, tapi sayangnya disini hal tersebut terlalu teragis..

Melihat ibunya Hendrick, gue pun belum tentu kuat kalau ada di posisi dia. Nah disini juga yang kadang sering terjadi. Saat orang lain bersedih hati karena peristiwa yang menimpanya, ada orang lain yang beranggapan bahwa kesedihan yang dia curahkan itu berlebihan. Padahal kita sendiri gatau rasanya ada diposisi mereka...

Gue berpikir justru kalau ada orang yang sedih atau sebaliknya, dia selalu gembira yang bisa dibilang berlebihan, harusnya bisa kita terima dan mendengarkannya. Justru menurut gue lebih berbahaya kalau ada yang menutupi perasaannya. 

Dan gue salut sebagai sesama manusia melihat apa yang dilakukan Hendrick, di usianya yang masih sangat muda, mampu bersikap dan berpikir dewasa. Jadi, benar yah...bukan umur yang mengindikasikan kedewasaan, tapi keadaan dan pengalaman. 

Gue ga bisa jelasin satu-satu nilai positif apa aja yang bisa diambil dari kisah Hendrick, karena gue yakin semua orang akan menangkapnya dengan berbeda-beda. Setiap orang punya masa lalu nya masing-masing, punya cerita hidup masing-masing, jadi mungkin nilai yang bisa diambil dari sini juga berbeda-beda. 

But, i am sure, you won't regret after you read this novel :) 

SEE YOU~

Komentar

Postingan Populer