Review #5 Novel Mind Traveler


Hai guys! 
Kali ini novel yang akan gue review adalah novel yang banyak mendapatkan respon dari kalian untuk gue buat "spoiler" nya hahaha karena banyak dari kalian yang penasaran dengan isi dari novel ini. Jadi, ini adalah salah satu review most recommended yg gue buat di blog. 

Baiklah, ini dia ulasannya :) 

Novel dengan judul Mind Traveler ini ditulis oleh kak Ute (Febriani Eka Puteri) yang berisikan pemikiran-pemikiran kak Ute dari waktu ke waktu. Jadi novel ini ditulis berdasarkan runtutan tahun dan jam. Dimulai dari tahun 2011 sampai tahun 2016. Ini bukan novel cerita percintaan atau -kind of diary- tapi ini novel penuh dengan pemikiran atau pemahaman atau pertanyaan atau penganologian terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan ini. 

Bagi gue, penyajiannya ini ringan banget untuk dibaca, tapi sungguh berat untuk dicerna hahaha karena kalau dari segi pilihan katanya sih bahasa kita sehari-hari, tapi isi dari tulisannya itu, banyaaaak banget maknanya, yang berhasil bikin gue untuk diam sejenak, merasakan dan memikirkan pesan yang lagi coba disampaikan -di setiap penggalan ceritanya- dan gue akan menjadi takjub setelah berhasil disadarkan dari setiap tulisan di dalam novel ini. Dan di dalam novel ini juga terdapat beberapa gambar ilustrasi yang menurut gue maknanya juga dalam. Cerita yang disajikan mudah banget buat diterima, karena sangat related dengan kehidupan kita. 

"Kamu tau, kepercayaa itu mahal? Bahkan tak terukur dan kadang tak bisa kembali lagi dalam takaran yang sama. Menjaga kepercayaan bukan untuk dirimu saja. Namun, untuk menjaga kehidupan orang lain agar ia masih memiliki kepercayaan. Hidup bukan perkara aku, kamu, kita, kami. Ada hidup orang lain yang perlu kita jaga masa depannya." -7 Mei 2016 23:59-

"Pernah ngeh nggak? Saat cerita pencapaian, mungkin lawan bicara sedang berada dalam fase terendahnya, tapi dia menutup rapat-rapat dirinya dan tetap merespons dengan antusias." -20 Mei 2016 21:02-

"Sampai kapan mengejar ke depan? 
Sampai kapan menunjukkan eksistensi diri?
Sampai kapan berpusat pada diri sendiri?
Lalu saat melihat ke belakang, 
tak ada satu pun yang mengikuti sebagai ilmu ataupun manusia bermanfaat." -8 Juni 2016 18:07- 

"Kalo merenung, suka mikir, dewasa tak hanya dari segi sikap. Ada sebuah integritas dari mental, intelektual, pemikiran, dan sikap. Dewasa bukan perkara fase hidup yang dalam perspektif society (yang tak pernah dipertanyakan kebenarannya) seperti sekolah-bekerja-menikah. Namun, seberapa sudah bertanggung jawabkah?" -13 Oktober 2016 00:32-

Satu bagian cerita yang sangat mengetuk perasaan gue dari buku ini adalah tentang keluarga. Semakin gue tumbuh, semakin usia orang tua berkurang. Ketulusan mereka yang selalu bahagia saat kita berhasil dan mereka yang sedih ketika kita sakit. Dari kecil sampai dewasa, udah ada berapa potongan cerita kehidupan yang mereka tutup rapat-rapat demi kita. Dari buku ini gue semakin tersadarkan, bukan materi, bukan piala, bukan piagam yang mereka butuhkan, tapi lebih dari itu, waktu dan kebahagiaan diri kita.

Bagi para penikmat deep conversation, gue sangat yakin buku ini akan kalian sukai. Dan bagi yang ingin mencari bacaan ringan pun, sangat bisa dinikmati. Banyak nilai-nilai yang bisa diserap dari novel ini. Novel ini bisa untuk kembali mengingatkan, menyembuhkan, dan menguatkan kita sebagai manusia yang sedang berjuang hidup di dunia :) 

See yaa!~

Komentar

Postingan Populer